Arsip Tag: menulis

DINKES PAYAKUMBUH BEKALI MENULIS BAGI INSAN KESEHATAN

— PAYAKUMBUH —

Menulis itu gampang. Gampangnya, terlihat dari antusias peserta Pelatihan Menulis Buletin Dinas Kesehatan Payakumbuh yang dilaksanakan di Aula Puskesmas Payolansek

Praktisi Media, Dodi Syahputra tengah menyajikan materi tentang Menulis Liputan dan Buletin di Dinas Kesehatan Payakumbuh, Jumat 7 Juni 2012, di Aula Puskesmas Payolansek yang diikuti oleh 26 peserta; kepala Puskesmas, serta tenaga kesehatan lainnya. Tujuan pelatihan ini agar tenaga kesehatan mampu mengisi buletin terakreditasi ISSN yang sebulan lagi akan diterbitkan. Di samping itu web portal www.dinkespayakumbuh.com juga sudah hadir.
Praktisi Media, Dodi Syahputra tengah menyajikan materi tentang Menulis Liputan dan Buletin di Dinas Kesehatan Payakumbuh, Jumat 7 Juni 2012, di Aula Puskesmas Payolansek yang diikuti oleh 26 peserta; kepala Puskesmas, serta tenaga kesehatan lainnya. Tujuan pelatihan ini agar tenaga kesehatan mampu mengisi buletin terakreditasi ISSN yang sebulan lagi akan diterbitkan. Di samping itu web portal http://www.dinkespayakumbuh.com juga sudah hadir.
, Payakumbuh, tiga hari sampai Jumat (8/6) kemarin. Materi terakhir tentang pola menulis liputan dan artikel, diisi oleh pemateri praktisi pers dan konsultan media, Dodi Syahputra.

Para peserta yang terdiri dari kepala-kepala Puskesmas, Tata Usaha, Apoteker, serta insan kesehatan lainnya di Payakumbuh dilatih untuk mempraktekkan menulis. Satu paragraf saja, para peserta diajarkan untuk menulis satu pokok bahasan dalam satu alinea. Semua sudah merangkum isi dan jalur utama 5W+1H.

“Kita praktekkan langsung. Menulis itu dimulai dari yang paling dekat dengan keseharian kita. Simpel, sederhana dan dimengerti oleh yang baru pandai membaca sampai lansia,” demikian Dodi Syahputra memberikan materinya.

Untuk praktek pertama, peserta menulis di secarik kertas tentang kejadian di ruangan itu. 5 menit waktu yang diberikan, ternyata masih ada yang kurang dari sisi isi dan kelengkapan data dasar. Persoalan utama, lupa melampirkan waktu dan tempat kejadian.

Diterangkanlah, bahwa pokok utama liputan adalah tempat dan waktu kejadian. Ini yang sering dilupakan. Penulis atau pembuat liputan harus menempatkan diri sebagai pemberi informasi, bukan orang yang berkomunikasi. Fungsi pemberi komunikasi, seolah-olah bertempat atau berposisi di luar sistem sehingga menuliskan yang ia lihat, ia dengar dan ia simak dengan lengkap.

dr Luthfi, salah seorang peserta dengan antusias menanyakan tentang sistem penulisan dan media terbaik saat ini. Dodi Syahputra menjelaskan, media ada kelebihan dan kekurangan. Antara media cetak, elektronik dan media maya. Faktor waktu, dokumentasi serta kelengkapan data menjadi daya naik dan turunnya pilihan media.

Namun, pada latihan setelah materi bahasa jurnalistik, runtut dan runut dipaparkan, para peserta telah sangat menguasai pola penulisan awal. Paragraf yang dibuat oleh seluruh peserta telah memenuhi prinsip dasar 5W+1H. Kebetulan, hasil diskusi penetapan tema berpusat ke kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok.

“Semua peserta telah sangat baik. Hasil tulisan Bapak dan Ibu sudah lengkap data dan isi. Tinggal, bagaimana kita mengemas menjadi tulisan yang komplit, kaya fakta dan berargumentasi positif, jika itu ingin ditampilkan menjadi artikel,” papar Dodi Syahputra yang didampingi Dadang Esmana, wartawan Harian Haluan.

Panpel mengatakan, waktu tinggal sebulan bagi Dinkes untuk menerbitkan tabloid kesehatan. Makanya, pelatihan ini digunakan untuk memacu semangat peserta menulis dan menertbitkannya di buletin tersebut. Sementara, Dinkes Payakumbuh sendiri sudah punya websitewww.dinkespayakumbuh.com yang kini mulai diperbarui dengan tulisan dan berita serta foto.(***)