MOTOR, SAYA, DAN ISTRI, KORBAN TANAH PROYEK

MALANG, MOTOR WARTAWAN REMUK AKIBAT TANAH PROYEK LIMAPULUH KOTA Untung tak bisa diraih, untung tak bisa ditolak. Itulah yang menimpa wartawan Harian Rakyat Sumbar, Dodi Syahputra saat pulang dari melaksanakan tugas kewartawannya. Tepat di penurunan jalan Limbanang ke Suliki, ia terpeleset bersama motor dan istrinya. Kejadian Jumat pekan lalu itu, masih membekas di tubuhnya. Sekitar pukul 8 malam, seperti biasanya, wartawan yang biasa menempuh jarak 36 km dari rumahnya, di Kurai, Suliki, Limapuluh Kota itu, menuju pusat Kota Payakumbuh serta Sarilamak, pusat Ibukota Kabupaten Limapuluh Kota, selesaikan tugas pemberitaan di Jumat itu. Membonceng sang istri, Dodi saat dibezuk, kemarin mengatakan sebenarnya kecelakaan tunggal. Jika saja, tidak ada sebuah sedan yang ikut berpapasan. Di jalan penurunan itu, memang sedang dikerjakke kananan proyek pelebaran jalan. Hanya saja, ada keganjilan. Tanah bandar di tepi dikeluarkan pekerja sore hari, diserakkan di tepi hingga ke tengah jalan. Jelas, jika tidak terlalu awas, akan dianggap sebagai tanah biasa, padahal dasarnya aspal licin. Pekerja yang menumpuk tanah lunak di tepi jalan ini sungguh sangat mengecewakan. Akibat tanah licin ini, meski mengaku tidak mengerem kendaraan alias turun dengan pelan, sepeda motor Jupiter MX si wartawan, terpeleset. Untung sepanjang hari, malang sekerjap mata. Kendaraan sepeda motor Dodi Syahputra oleng terpeleset ke kanan. Entah, karena gugup, pengemudi sedan yang akan berpapasan dengan menginjak gas kuat, mendaki kencang. Akibatnya, tidak ada ruang menghindar dari “jebakan” tumpukan tanah lunak yang diserakkan pekerja proyek jalan itu. Akibatnya, malang, sudah jatuh, bertabrakan pula. ”Moncong motor dan bagian depan remuk. Kejadiannya masih terekam di ingatan. Sungguh mengerikan. Alhamdulillah, saya dan istri memakai helm SNI dan diselamatkan Tuhan. Alhamdulillah!” Dodi masih bersyukur. Sontak, masyarakat di sekitar dan pengguna jalan yang lain datang menolong. Namun, dengan santai, ada pula yang ’nyelutuk’. ”Sudah yang ketiga kali, Uda jatuh. Sebelum ini, dua sepeda motor juga parah!” aku seorang pria 36 tahunan dari atas motornya sembari memandang, saat Dodi dibantu istri menepikan motornya yang berderai. Entah siapa yang mau disalahkan, namun yang pasti, sejak disebut ada wartawan yang jatuh di jalan proyek Limbanang, tak lama jalan dibersihkan. Sudah ada beberapa pekerja, yang datang menepikan tanah itu ke bandar kembali. Entah pula masyarakat yang peduli. Entah.(red)

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.